Senin, 04 April 2022

Abu Nawas Umumkan Benci Haq dan Suka Fitnah, tapi Bikin Khalifah Tertawa, Kok Bisa?

 


KISAH lucu Abu Nawas kali ini tentang dirinya yang membuat sensasi tidak terkira hingga khalifah pun terpana. Ketika itu harta Abu Nawas kian menipis. Ia juga sudah lama tidak jumpa dengan baginda raja, amirul mukminin, Khalifah Harun Ar-Rasyid.

 

Maka itu, Abu Nawas coba memancing agar diberi hadiah oleh sang raja. Suatu hari ia membuat ulah di tengah keramaian pasar di Kota Baghdad, Irak. Lalu Abu Nawas berbicara seperti bukan orang beriman. 

"Wahai umat manusia, ketahuilah! Aku, Abu Nawas, adalah orang yang sangat membenci kepada yang haq (kebenaran) dan suka kepada fitnah, dan aku adalah orang yang lebih kaya dibandingkan Allah," ucap Abu Nawas sambil berteriak, seperti dikutip dari Kalam Sindonews. 

Semua orang terdiam dan terkejut. Padahal selama ini Abu Nawas dikenal sebagai seorang Muslim yang taat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Meskipun sering membuat lelucon, candaannya tidak pernah separah itu. Akibatnya, Abu Nawas ditangkap dan dibawa menghadap khalifah. 

"Hai Abu Nawas, benarkah engkau berkata begitu?" tanya khalifah.

"Benar," jawab Abu Nawas.

"Mengapa engkau berkata begitu, sudah kafirkah engkau?" tanya khalifah lagi.

"Ah, aku kira khalifah juga seperti aku. Khalifah juga pasti membenci perkara yang haq," ucap Abu Nawas.

"Gila benar engkau!" bentak sang khalifah. 

"Jangan marah dulu wahai khalifah, dengarkan dulu keterangan dariku," kata Abu Nawas coba menguasai situasi saat itu. 

"Keterangan apa yang ingin engkau dakwahkan. Sebagai seorang Muslim, aku membela dan bukan membenci perkara yang haq, engkau harus tahu itu," kata khalifah. 

"Tuan, setiap ada orang yang membacakan talqin aku selalu mendengar bahwa mati itu haq dan neraka itu haq. Nah, siapakah orangnya yang tak membenci mati dan neraka yang haq itu? Tidakkah khalifah juga membencinya seperti aku?" jelas Abu Nawas. 

Kemudian khalifah terdiam, sambil menyaring perlahan apa yang dikatakan oleh Abu Nawas. "Ya. Tentu saja. Kematian dan neraka adalah yang haq. Tapi, bagaimana dengan pernyataanmu yang menyukai fitnah?" tanya sang khalifah. 

"Bukan hanya aku. Khalifah juga menyukai fitnah. Khalifah barangkali lupa bahwa di dalam Alquran disebutkan bahwa harta benda dan anak-anak kita adalah fitnah. Padahal, khalifah juga menyenangi harta dan anak-anak seperti halnya saya. Benar begitu khalifah?" tanya Abu Nawas. 

Sekali lagi khalifah mengaggung-angguk dan membenarkan pernyataan Abu Nawas. "Ya, memang begitu," jawabnya. 

"Lalu, mengapa kau mengatakan lebih kaya dibanding Allah Yang Mahakaya?" Khalifah bertanya lagi. 

"Anak adalah kekayaan. Aku lebih kaya dari Allah, karena aku mempunyai anak, sedang Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan," jawab Abu Nawas. 

Khalifah lagi-lagi terdiam. Semua benar, sehingga Khalifah hanya bisa mengangguk-angguk saja. 

"Ya, kamu benar. Tetapi apa maksudmu berkata begitu di tengah pasar sehingga membuat keonaran?" tanya sang khalifah. 

"Dengan cara begitu, saya akan ditangkap dan kemudian dihadapkan kepada khalifah seperti sekarang ini," jawab Abu Nawas. 

"Apa perlunya kau menghadapku?"

Kemudian tak disangka, Abu Nawas malam memberikan jawaban yang membuat orang-orang di sekitarnya tertawa. 

"Agar bisa mendapat hadiah dari khalifah," jawab Abu Nawas sambil tertawa kecil.

Sidang yang mulanya tegang, mendadak jadi penuh gelak tawa. Akhirnya khalifah pun menyerahkan hadiah kepada Abu Nawas dan misi sufi itu berhasil.

 

Wallahu a'lam bishawab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar